Searching...
Saturday, May 23, 2015
8:19 PM 0

Perbedaan Islam Indonesia dengan Islam Arab


Mari kita berpikir dengan level anak SMP. Pertanyaan pertama, Mengapa Nabi Muhammad diturunkan di jazirah Arab bukan di China atau Eropa? Mengapa Tuhan harus menurunkan Nabi sebanyak 25 orang dan hampir semuanya berdomisili di Arab? Apakah Tuhan lebih sayang orang Arab dibanding orang China atau orang Afrika dan lainnya?

Tentu tidak, kita semua yakin Yang Kuasa itu Maha Adil dan Sama perlakuanNya terhadap semua mahluknya baik yang di Arab maupun yang di Amerika.

Ada orang yang berpikir bahwa kalau dibandingkan dengan Negara-negara Asia, Negara-negara Eropa dan lainnya bisa disebut bahwa Negara-negara Arab adalah Negara-negara yang gemar berperang. Apa sebabnya? Apakah karakter rata-rata dari ras Arab adalah orang yang bejat, jahat dan sering mencari permusuhan dengan sesamanya? Apakah itu masalahnya sehingga Allah menurunkan nabi-nabi Nya hingga sebanyak 25 orang di Jazirah Arab?

Itu tentunya rahasia Tuhan. Tapi sebagai manusia yang berpikir logis tentu saja hal itu masuk akal.

Ane bukan ahli agama dan bukan juga ahli sejarah. Tapi kalau tidak salah Jazirah Arab adalah pusat Bumi sejak awal adanya Bumi ini. Fakta yang ada adalah dibawah tanah Jazirah Arab tertimbun jutaan fosil mahluk-mahluk bumi sebelumnya yang menghasilkan minyak bumi. Fakta lainnya adalah keberadaan Piramida dan Spinx yang membuktikan peradapan manusia tertua di muka bumi.

Jadi mungkin itulah sebabnya Jazirah Arab identik dengan pusat Dunia masa lalu. Dan identik juga dengan persaingan dan dendam antar manusia di masalalu yang diturunkan ke anak-cucunya.

Istilah untuk Islam Arab

Sekarang kita berbicara tentang Islam. Islam disebut sebagai Rahmatan Lil’ Alamin. Islam adalah Rahmat bagi Alam. Artinya rahmat adalah anugrah buat Alam dan membawa kebaikan bagi Alam secara keseluruhan. (Bukan Alamnya orang Arab atau orang Islam saja).

Tetapi faktanya, banyak orang di luar Islam yang menganggap Islam itu bak penebar bencana. Orang Islam gemar menyerang orang diluar Islam, Orang Islam cepat sekali tersinggung dan Orang Islam selalu merasa dirinya yang paling benar dan Calon kaum Surga.

Itu adalah Fakta yang tidak bisa dipungkiri. Karena kita sendiri juga merasa demikian bahwa diantara saudara-saudara sesame Muslim, banyak juga yang selalu merasa sombong, selalu merasa yang paling Agamis dan menyerang sesamanya.

Dan kalau diperhatikan mereka-mereka yang bersikap seperti itu adalah mereka-mereka yang belajar Islam langsung ke Arab. Yang seperti itu adalah mereka-mereka yang ber-Ustad dengan para Habib-habib, ber-Ustad dengan para Ustad yang baru beberapa tahun dating ke Indonesia.

Golongan itulah yang ane sebut dengan Islam Arab. Kekasaran dan Doktrin Keras begitu juga dengan cita-cita Khilafah menjadi cirri dari Islam-Islam Arab ini.

Mereka begitu sering mempertajam perbedaan Mazab. Mereka sering membodohkan golongan diluar golongan mereka. Mereka begitu egois dan memaksa agar pihak-pihak lain mengikuti Mazab mereka. Seperti itulah kira-kira Islam dari Arab ini.

Dan satu lagi yang tampak dari Islam-islam Arab ini adalah Feodalisme. Begitu tingginya nama-nama dengan sebutan Habib. Seolah-olah saudara jauh dari Nabi adalah kaum yang lebih tinggi dari yang lain sehingga pantas mereka dijadikan pemimpin diantara mereka. Mereka buta soal Hak setara antara manusia, mereka tidak paham Hak Asasi apalagi Demokrasi (menghargai pendapat orang lain).

Istilah Untuk Islam Indonesia

Islam masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke 12. Sebelum Islam masuk ke Indonesia di Nusantara ini sudah ada beberapa agama antara lain Hindu, Budha dan agama asli Nusantara yang mungkin masih dekat dengan Animisme dan Dinamisme.

Menurut sejarah, Islam dibawa masuk ke Indonesia oleh beberapa kalangan seperti : Para Pedagang Gujarat, Para pedagang Arab yang merantau berdagang ke China lalu meneruskan perdagangannya ke Nusantara, ada juga yang menyebut para pedagang China Muslim yang membawa Agama ini ke Nusantara. Ada juga pendapat pedagang-pedagang Persia dan Pedagang Indialah yang paling banyak membawa masuk peradapan Islam ke Indonesia pada abad ke 12-13 Masehi.

Yang bisa digaris-bawahi adalah Islam Tidak Langsung masuk ke Indonesia. Ajaran Islam telah difilter oleh para pedagang Islam, telah difilter di India, China dan Persia barulah masuk ke Indonesia.

Hal inilah yang membuat perbedaan sangat kental antara Islam Asil Arab dengan Islam Indonesia (Islam yang Meng-Indonesia).

Hasil filter di India dan China menyebabkan para penganut Islam (para pedagang Muslim) menjadi sangat paham perbedaan antara Islam dan Non Islam. Rasa toleransi beragama dari pedagang Muslim sudah cukup kuat sehingga cara menyebarkan agama Islam menjadi lebih halus dan menjadi mudah diterima diseluruh Nusantara, mulai dari Aceh hingga Papua.

Sebagai penulis ane sangat yakin bahwa kalau Islam yang asli dari Arab dibawa masuk ke Nusantara pada abad ke 12 dan 13 maka Islam tidak akan ada di Indonesia dan menjadi mayoritas agama di Nusantara. Bagaimana mungkin ajaran-ajaran keras bisa diterima di Negara asing. Yang ada hanyalah perang berkepanjangan.

Kita semua harus bersyukur bahwa selama ratusan tahun yang ada di Indonesia adalah Islam Indonesia atau Orang Indonesia yang telah memeluk Islam dan mengkombinasikannya dengan peradaban asli Nusantara. Islam Jawa adalah Islam yang mampu bersinergi dengan adat Jawa, Islam Sumatra adalah Islam dengan warna Sumatra yang kental, begitu juga dengan Islam Kalimantan, Islam Sulawesi, Islam Lombok dan lainya. Kesemuanya itu dapat disebut dengan Islam Indonesia. Islam yang tidak pernah mencari permusuhan dengan sesamanya, Islam yang sangat bertoleransi. Lihatlah Muhammadiyah dan NU. Ratusan tahun bersama tapi tidak pernah terjadi pertentangan yang keras. Sungguh berbeda dengan sekarang ini dimana Islam-Islam Arab mulai berulah di negeri tercinta ini.

Dan pada akhirnya kita semua hanya bisa mengatakan,, apa boleh buat saudara kita yang satu itu memang beda. Biarlah dia dengan keyakinannya. Biarlah mereka merasa asli dengan ke-Arabannya. Yang penting adalah mereka tidak mengganggu saudaranya yang lain, tidak mencoba memaksa saudaranya yang lain tentang Khilafah dan lain-lainnya.

Sumber : Kompasiana

0 comments:

Post a Comment